Jakarta – Perjalanan menjadi sebuah guru yang berharga bagi seorang penulis Agustinus Wibowo. Perjalanan ke berbagai tempat di dunia telah ia jalani sedari lama.Dari perjalanan itulah ia menemukan sebuah konsep perjalanan yang ia teladani. Perjalanan fisik, perjalanan sejarah, dan perjalanan ke dalam diri.Ketiga konsep tersebut seperti proses kehidupan yang setiap manusia harus menjalaninya. Karena dengan bertumpu pada konsep tersebut, makna dalam sebuah perjalanan bisa memberikan pengaruh besar dalam kehidupan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Aku rasa setiap manusia itu semakin banyak dia berjalan, cara dia memandang perjalanan dan kualitas dia dalam melakukan perjalanan itu pasti akan meningkat. Jadi ketika awalnya aku memulai perjalanan mungkin nggak ada bedanya juga dengan anak muda sekarang yang ingin membuktikan diri,” kata Agus kepada detikTravel, Selasa (13/8/2024)..Sebelum mendapat pencerahan dari sebuah perjalanan itu, Agus pun tak ayalnya orang-orang yang melakukan perjalanan dengan meluhurkan egonya.Ia menceritakan ketika awal-awal menggandrungi perjalanan, Agus seperti ingin membuktikan bahwa dirinya mampu untuk menaklukan tempat yang ia kunjungi dan jadi ajang koleksi cap di paspornya.”Aku ingat waktu pertama kali ke Afghanistan aku tuh sampe nggak bisa tidur ngeliat visa Afghanistan ada di paspor ku gitu, nggak nyangka. ‘Waa.. ini negara yang paling susah dikunjungi aku ada (capnya)’, jadi ada ego anak muda yang ‘gua bisa, gua mampu loh’ untuk pembuktian diri,” ungkapnya.Namun momentum pasca lulusnya dari bangku kuliah dan hidup di jalanan selama empat tahun membuatnya sudah tidak mementingkan arti cap pada paspornya atau mengejar jumlah destinasi. Jika kala egonya masih menyetir perjalanannya arti dari sebuah perjalanan pun tak ia dapati.”Dan perjalanan buat aku adalah untuk belajar memahami roh dari tempat-tempat yang aku kunjungi itu tahap kedua, jadi aku lebih banyak melakukan wawancara, tinggal dengan penduduk lokal, mendengarkan cerita mereka. Kemudian semakin banyak aku berjalan dengan cara-cara perjalanan yang berbeda, sekarang aku udah nggak backpackeran lagi udah jalan dengan cara yang lain,” terangnya.Agus tak mempermasalahkan perjalanan apapun, semua tipe perjalanan bisa dilalui tapi bagaimana dalam melakukan perjalanan manusia dapat mengambil arti dari sebuah perjalanannya.Dirinya tak mengatakan perjalanan ke tempat mana yang mengubah dirinya seperti saat ini, bagi Agus semua digapai atas sebuah proses perjalanan yang ia tempuh hingga akhirnya menemukan makna yang mendalam dari sebuah perjalanan.”Apa yang aku dapatkan dari perjalanan itu dan bagaimana perjalanan itu mengubah diriku juga. Jadi aku rasa tiga proses perjalanan itu adalah suatu proses dan tidak serta merta ada satu tempat yang kemudian mentrigger “wah aku harus melakukan perjalanan itu, nggak’ tapi adalah proses di mana aku bertumbuh bersama perjalanan,” jelas lelaki berkacamata itu.
(wsw/wsw)